AGAM, SUMBAR | Aksi cepat dan koordinasi sigap Direktur Lalu Lintas Polda Sumatera Barat, Kombes Pol Muhammad Reza Chairul Akbar Sidiq, menjadi kunci utama dalam penanganan insiden kecelakaan tunggal yang menyebabkan jalur vital Bukittinggi–Pasaman lumpuh total selama lima jam, Sabtu (26/7/2025).
Peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 05.00 WIB di Jorong Muaro Palupuh, Nagari Koto Rantang, Kecamatan Palupuh, Kabupaten Agam. Sebuah kendaraan low bow terguling akibat kehilangan kendali di jalanan menurun yang licin akibat embun tebal. Akibatnya, badan kendaraan melintang penuh di ruas jalan, menutup akses dari dua arah sekaligus.
Insiden ini langsung memicu kemacetan panjang di salah satu jalur nasional tersibuk dan menjadi urat nadi perhubungan Sumatera Barat bagian utara. Tanpa jalur alternatif yang memadai, ratusan kendaraan terjebak tanpa bisa bergerak.
Penanganan Langsung dari Dirlantas Polda Sumbar
Mengetahui kondisi tersebut, Dirlantas Polda Sumbar Kombes Pol Muhammad Reza Chairul Akbar Sidiq langsung memimpin koordinasi lapangan, mengerahkan unit patroli serta berkoordinasi dengan jajaran Polres Agam, dinas terkait, dan relawan masyarakat.
“Sejak laporan masuk, kami segera turunkan tim gabungan ke lokasi. Evakuasi berlangsung dramatis mengingat medan curam, sempit, dan alat berat harus didatangkan dari luar kawasan,” ujar Kombes Reza kepada media.
Evakuasi kendaraan berlangsung lebih dari lima jam. Petugas gabungan, dibantu warga sekitar, berupaya memindahkan kendaraan dengan peralatan seadanya sambil menanti alat berat. Jalan yang licin serta minim visibilitas akibat kabut memperparah tantangan di lapangan.
“Kendaraan low bow berhasil kami geser ke sisi aman sekitar pukul 10.30 WIB. Lalu lintas kembali dibuka dua arah. Syukurnya, tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini,” tambah Kombes Reza.
Kemacetan Mengular, Pengemudi Terjebak Berjam-jam
Walaupun tak memakan korban jiwa, peristiwa ini menyebabkan kemacetan panjang hingga belasan kilometer dari arah Bukittinggi dan Pasaman. Para pengemudi, termasuk kendaraan logistik dan angkutan umum, terpaksa menunggu berjam-jam di lokasi tanpa celah untuk melintas.
Sejumlah pengendara yang terjebak mengaku kelelahan dan khawatir karena tidak ada jalur alternatif yang memadai untuk memutar arah.
“Kami sudah terjebak hampir lima jam. Jalan benar-benar tertutup total. Untungnya masyarakat dan polisi saling bantu,” ungkap Mulyadi, salah seorang sopir truk.
Kawasan Rawan dan Evaluasi Infrastruktur
Menurut Dirlantas Polda Sumbar, kawasan Palupuh telah lama dikenal sebagai titik rawan kecelakaan, terutama saat dini hari atau pagi hari. Jalan yang menurun, berliku, serta rawan berkabut sering kali menjadi penyebab kecelakaan, terutama bagi kendaraan berbobot besar.
“Kami imbau seluruh sopir, khususnya kendaraan niaga dan truk, agar lebih waspada. Perhatikan kecepatan, kondisi rem, dan cuaca, terutama di kawasan seperti Palupuh ini,” tegas Kombes Reza.
Pihak Ditlantas Polda Sumbar juga mencatat bahwa insiden serupa pernah terjadi sebelumnya di jalur yang sama. Untuk itu, kini tengah dilakukan evaluasi bersama Dinas Perhubungan terkait penambahan rambu peringatan, cermin tikungan, hingga pos pantau tetap di titik rawan.
“Kami sedang kaji kemungkinan penempatan alat berat di titik strategis agar evakuasi bisa lebih cepat jika terjadi lagi. Ini jalur vital, dan perlu perhatian lebih,” imbuh Dirlantas.
Warga Minta Pemerintah Siagakan Alat Berat di Kawasan Rawan
Warga sekitar yang ikut membantu proses evakuasi berharap ada dukungan pemerintah yang lebih konkret, terutama dengan penyediaan alat berat siaga di kawasan rawan seperti Palupuh.
“Kami bahu-membahu bantu evakuasi pakai alat seadanya. Kalau alat berat ada di dekat sini, evakuasinya pasti jauh lebih cepat,” ungkap Ridwan, warga setempat yang terlibat dalam proses penyelamatan.
Dirlantas Tegaskan Komitmen Jaga Keselamatan Lalu Lintas
Kombes Pol Muhammad Reza Chairul Akbar Sidiq menegaskan bahwa keselamatan dan kelancaran lalu lintas di jalur-jalur rawan Sumatera Barat adalah prioritas utama.
“Kita tidak bisa kompromi soal keselamatan. Kami akan terus maksimalkan patroli, edukasi, serta evaluasi infrastruktur di jalur vital seperti ini,” pungkas Dirlantas tegas.
Kejadian ini menjadi pengingat keras bahwa keselamatan di jalan raya tidak bisa hanya bergantung pada faktor teknis semata, tapi juga kesadaran pengemudi, kesiapan petugas, serta dukungan infrastruktur yang memadai.
Tim